Rabu, 29 Januari 2014

Re: [belajar-access] Manajemen stok Gudang

 

Mas andreas kodyat ...,

Wah... ini yang baru buat saya. ABC (Activity Based Costing).

Saya mengenal pertama pada 1996. Yang saya tahu, waktu itu, ASTRA sudah menerapkan ABC. Namun hanya sebatas tahu. Belum sampai pada titik memformulasikan dalam bentuk sistem analisa hingga melahirkan aplikasi.

Kalau tidak keberatan, tolong Mas andreas kodyat share uraian teknis soal ABC ini....

--------------------------------------------
On Thu, 30/1/14, andreas.kodyat@gmail.com <andreas.kodyat@gmail.com> wrote:

Subject: Re: [belajar-access] Manajemen stok Gudang
To: belajar-access@yahoogroups.com
Date: Thursday, 30 January, 2014, 12:14 PM

Luar biasa paparannya, pak.

Jadi ingat sewaktu pengerjaan sistem di pabrik sepatu milik
seorang klien.

Bahan2 terbagi menjadi 3: bahan langsung, bahan tidak
langsung dan bahan sampingan.

Bahan langsung: sol sepatu, tali, kulit bahan, etc (yg
langsung dapat diidentifikasi di produk akhir dan jelas
satuan kebutuhan per unit hasil jadi)

Bahan tidak langsung: lem, cat pewarna, benang, dll. (yg
dapat diidentifikasi langsung pada produk akhir, tp
perhitungan kebutuhannya sulit dipastikan untuk setiap
produk jadi).

Bahan sampingan: bahan2 lainnya yg tidak bisa diidentifikasi
langsung ke produk, termasuk bhn kelengkapan mesin2 pabrik.

Mutasi masing2 barang memerlukan penanganan yg unik dan
tidak bisa disamaratakan. Contoh: untuk membuat satu sepatu,
bahan baku kulit sol awalnya dalam bentuk lembaran. Utk
setiap sepatu tergantung ukurannya maka setiap lembar harus
diperhitungkan komposisi maximum supaya kulit yg terbuang
minimal.

Kesulitan yang paling utama: setiap produk sepatu, masing2
merk, mempunyai beberapa ukuran (35-44) dan setiap order
biasanya mempunyai permintaan sendiri2.

Perusahaan pabrikan mempunyai beberapa macam jenis
persediaan. Umumnya dibagi menjadi 3 kelompok besar: bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Utk keperluan costing menjadi rumit karena berbagai macam
jenis persediaan yang biasanya memerlukan konversi dari
bentuk bahan baku ke barang dalam proses dst.

Wkt itu utk costing, pabrik klien menggunakan pendekatan ABC
(Activity Based Costing). Proses pabrikan dibagi2 menjadi
tahapan2 proses, dimana dalam proses2 tsb ditentukan biaya
proses untuk tiap unit.



Regards,
Andreas.

"Reality is simply electrical signals interpreted by
your brain."From: aksan kurdin
<aksan.kurdin@gmail.com>
Sender: belajar-access@yahoogroups.com
Date: Thu, 30 Jan 2014 08:54:10
+0700To:
<belajar-access@yahoogroups.com>ReplyTo:
belajar-access@yahoogroups.com
Subject: Re: [belajar-access] Manajemen
stok Gudang

 






panjang pendeknya usia ini karena barang makanan
atau yang bisa rusak

dalam kurun waktu tertentu ya cak.



beberapa pengolahan stok yang saya tahu sesuai dengan jenis
perusahaan:



spare part mesin, penggolongan stok bisa di pilah menurut
tipe nya

(contohnya elektrik, filter, asesoris, sampai yang berat
semisal track

link, roda besi, dll).

dalam analisa juga bisa dipilah berdasarkan usia pakai
(seperti kuku,

filter, join sendi, dll). jadi repeat order nya bisa di
itung, agar

supaya kecepatan penyediaannya mendukung. terlalu cepat bisa
numpuk,

terlalu lama bisa2 menyebabkan customer pindah ke lain
hati.



sekuritas, stok malah lebih kompleks, karena kita berlaku
sebagai

custodian. orang-orang menaruh saham2 nya ke perusahaan,
jadi kita

mengelola stok orang lain. kadang saham bisa pecah/split
sehingga ada

penyesuaian jumlah kuantiti dengan nilai tetap.



pabrik kerupuk udang, lebih kompleks lagi. dari stok bahan
mentah,

menjadi stok bahan setengah jadi, menjadi produk inti, dan
ternyata ada

lagi produk tambahan. serpihan2 kerupuk pun dijadikan
produk, sehingga

harus diolah juga stok produksinya.



asuransi, perusahaan jasa ini tidak ada stok. :)



piping (pipe), stok nya berupa pipa dengan berbagai ukuran,
berbagai

sambungan kepala, berbagai tipe lapisan, dengan maintenance
pipa itu

sudah ada di titik mana. dari factory, sampai penampungan
sementara,

diantar ke tengah laut dengan tongkang.



salon rambut, teman terjebak di sini, karena mungkin
pengalaman yang

masih kurang, menduga inventorinya sesederhana toko
kelontong, tetapi

salon rambut bisa di kategorikan manufaktur. pengolahan stok
nya lebih

ribet, karena satuan pemakaian yang berlapis. contoh stok
sampo sekian

botol, yang terpakai kan sekali nyalon cuma beberapa cekukan
tangan,

tidak sekali nyalon satu botol habis, tapi masih bersisa.
ngitungnya

ngira-ngira berapa cc. dalam sekali nyalon butuh campuran
'bahan mentah'

yang bermacam2 dengan pemakaian stok juga satuan berlapis.
pake tonik,

pake pewarna, pake pencuci, vitamin, dll.



bagaimana, kira2 ada lagi yang bisa nambahkan manajemen stok
di

perusahaan masing-masing.

ternyata ladang duit ada di mana mana sebenarnya :)



aksan kurdin



On 1/30/2014 5:52 AM, hari yanto wrote:

> Baiklah... Saya coba bayangkan. Pengelompokkan bisa
didasarkan pada:

>

> 1. Panjang pendeknya usia (expired date)

> 2. Dimensi (panjang X lebar)

> 3. Perlu perlakuan atau tidak (program)

> 4. dst

>

> Point 1 dan 2, berlanjut pada penempatan di rak-rak
gudang umum yang

> sudah terkodefikasi berdasarkan posisi. Sedangkan point
3, akan masuk

> ke gudang khusus yang berisi rak-rak dengan urutan
jedah penyelesaian

> perlakuan. Misalnya, bundling dengan produk lain harus
selesai 3 hari,

> 1 minggu, 1 bulan dst.

>

> Ini bertujuan agar yang terlibat di proses bundling
tersebut lebih

> mudah bekerja dan menata kembali pada tempat tertentu
apabila sudah

> selesai.



__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (8)
Recent Activity:
SPAM IS PROHIBITED
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar