Hm... Mas Aksan, terus terang tempat saya bekerja berbeda. Tidak seperti bayangan Sampeyan, yang harus mengelola stock dengan beraneka beragam bumbu persoalan.
Dalam banyak kasus, saya malah hanya mendengar dan menulis praktek implementasi IT di beberapa perusahaan. Saat menyusun (misalnya Kartu Stock Akuntansi seperti contoh yang saya berikan sebelumnya), dalam rangka berusaha mengakomodasi keinginan dan merangkaikannya ke dalam sebuah catatan.
Baiklah... Saya coba bayangkan. Pengelompokkan bisa didasarkan pada:
1. Panjang pendeknya usia (expired date)
2. Dimensi (panjang X lebar)
3. Perlu perlakuan atau tidak (program)
4. dst
Point 1 dan 2, berlanjut pada penempatan di rak-rak gudang umum yang sudah terkodefikasi berdasarkan posisi. Sedangkan point 3, akan masuk ke gudang khusus yang berisi rak-rak dengan urutan jedah penyelesaian perlakuan. Misalnya, bundling dengan produk lain harus selesai 3 hari, 1 minggu, 1 bulan dst.
Ini bertujuan agar yang terlibat di proses bundling tersebut lebih mudah bekerja dan menata kembali pada tempat tertentu apabila sudah selesai.
???
--------------------------------------------
On Wed, 29/1/14, Aksan Kurdin wrote:
Subject: Re: [belajar-access] Bagaimana membuat kartu stok dan form pembayaran
To: belajar-access@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 29 January, 2014, 10:55 PM
Maksudnya tdk menyentuh stock value
:)
Boleh. Pelan2 dulu dari inventori gudang.
Memelihara database selalu update dengan data
riil di gudang, caranya dengan stok opname periodik. Ketidak
cocokan data bersumber dari:
- terlambat melakukan data entri pada transaksi yang sdh
terjadi
- staf menunda2 pekerjaan
- kesalahan pengiriman barang sehingga merembet pada
kesalahan pencatatan
- pencurian, baik oleh maling atau maling dalam.
- manipulasi data oleh oknum yg punya akses
Semuanya tidak menyentuh programming
databasenya, tapi lebih mengandalkan hrd dengan aturan
ancaman dan hukuman.
Pembahasan repeat order sudah masuk ranah mrp -
material resource planning.
Boleh share dikit ya,
Di sap modul, mrp dijalankan untuk melakukan stok order
purchase. Jumlah order dihitung dari besaran demand yg
menjadi inventory out, ditambahkan buffer n bulan sesuai
kriteria pergerakan (slow moving atau fast moving).
Dahulu kala sebelum sap diimplementasikan di
tempat kami, ada dua jenis purchase order, yaitu stock order
(termasuk repeat order) dan emergency order.
Stock order ada hitung2an nya. Sedang emergency order ga ada
hitungan. Namanya juga emergency. Kadang2 sales nakalan,
semua dijadikan emergency order. :)
Akibatnya inventori kewalahan.
Dengan menerapkan mrp, sekarang sdh tidak ada
lagi namanya emergency order. Semua di evaluasi by
system.
Cara menerapkan besaran mrp masing2 perusahaan
bisa jadi berbeda2. Kita bermain contoh saja. Misalkan di
cak harri bagaimana menggolongkan stoknya.
Aksan kurdin
Dalam banyak kasus, saya malah hanya mendengar dan menulis praktek implementasi IT di beberapa perusahaan. Saat menyusun (misalnya Kartu Stock Akuntansi seperti contoh yang saya berikan sebelumnya), dalam rangka berusaha mengakomodasi keinginan dan merangkaikannya ke dalam sebuah catatan.
Baiklah... Saya coba bayangkan. Pengelompokkan bisa didasarkan pada:
1. Panjang pendeknya usia (expired date)
2. Dimensi (panjang X lebar)
3. Perlu perlakuan atau tidak (program)
4. dst
Point 1 dan 2, berlanjut pada penempatan di rak-rak gudang umum yang sudah terkodefikasi berdasarkan posisi. Sedangkan point 3, akan masuk ke gudang khusus yang berisi rak-rak dengan urutan jedah penyelesaian perlakuan. Misalnya, bundling dengan produk lain harus selesai 3 hari, 1 minggu, 1 bulan dst.
Ini bertujuan agar yang terlibat di proses bundling tersebut lebih mudah bekerja dan menata kembali pada tempat tertentu apabila sudah selesai.
???
--------------------------------------------
On Wed, 29/1/14, Aksan Kurdin wrote:
Subject: Re: [belajar-access] Bagaimana membuat kartu stok dan form pembayaran
To: belajar-access@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 29 January, 2014, 10:55 PM
Maksudnya tdk menyentuh stock value
:)
Boleh. Pelan2 dulu dari inventori gudang.
Memelihara database selalu update dengan data
riil di gudang, caranya dengan stok opname periodik. Ketidak
cocokan data bersumber dari:
- terlambat melakukan data entri pada transaksi yang sdh
terjadi
- staf menunda2 pekerjaan
- kesalahan pengiriman barang sehingga merembet pada
kesalahan pencatatan
- pencurian, baik oleh maling atau maling dalam.
- manipulasi data oleh oknum yg punya akses
Semuanya tidak menyentuh programming
databasenya, tapi lebih mengandalkan hrd dengan aturan
ancaman dan hukuman.
Pembahasan repeat order sudah masuk ranah mrp -
material resource planning.
Boleh share dikit ya,
Di sap modul, mrp dijalankan untuk melakukan stok order
purchase. Jumlah order dihitung dari besaran demand yg
menjadi inventory out, ditambahkan buffer n bulan sesuai
kriteria pergerakan (slow moving atau fast moving).
Dahulu kala sebelum sap diimplementasikan di
tempat kami, ada dua jenis purchase order, yaitu stock order
(termasuk repeat order) dan emergency order.
Stock order ada hitung2an nya. Sedang emergency order ga ada
hitungan. Namanya juga emergency. Kadang2 sales nakalan,
semua dijadikan emergency order. :)
Akibatnya inventori kewalahan.
Dengan menerapkan mrp, sekarang sdh tidak ada
lagi namanya emergency order. Semua di evaluasi by
system.
Cara menerapkan besaran mrp masing2 perusahaan
bisa jadi berbeda2. Kita bermain contoh saja. Misalkan di
cak harri bagaimana menggolongkan stoknya.
Aksan kurdin
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
SPAM IS PROHIBITED
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar